Oleh: M. Imron Mas'ud
A. LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia yang begitu kompleks, setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah atau buangan. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dengan jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak sisa terlepas dari pengelolaan gaya hidup masyarakat.
Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah, sehingga diperlukan adanya penanganaan, sedangkan masalah yang sering muncul dalam penanganaan sampah adalah biaya operasional yang tinggi dan semakin sulitnya menemukan tempat untuk pembuangan akhir sampah, sehingga diperlukan adanya suatu wadah yang bisa menyelesaikan permasalahan ini yang sesuai dengan karakteristik masyarakat kita, dan hal yang sesuai dengan karakteristik masyarakat kita adalah koperasi, kita bisa belihat sejarah, bahwa masyarakat kita mempunyai kepercayaan dan sejarah yang unik dalam bekerja sama dan semangat gotong-royong di dalam semua bagian dari kehidupan. Koperasi adalah salah satu bentuk sederhana dari kerjasama ini yang telah kita ketahui.
Koperasi bisa berupa sebuah kelompok kecil, yang saling mengadakan pertukaran, meningkatkan mata pencaharian, dan mengembangkan hasil usaha, atau bahkan berupa suatu kelompok besar atau bisnis masyarakat yang menghasilkan produk tertentu dan memperdagangkan hasil-hasil tersebut.
B. PROSES PEMBUATAN
1. Pemilihan Bahan Bahan yang dipilih adalah alang-alang. Alasan memilih bahan tersebut adalah selain biayanya relatif murah, pembuatan karya dengan bahan kertas buatan tangan tidak menuntut studio khusus dan peralatan yang rumit. Di samping itu, untuk bahan mentah membuat bubur kertas dapat memanfaatkan bahan-bahan bekas, seperti batang padi (Oryza sativa), kulit batang pohon pisang (Musa paradisiaca), kertas-kertas bekas dan lain-lain. |
a) Bahan mentah pokok yang digunakan adalah :
1. Batang padi (Oryza sativa)
2. Kulit batang pohon pisang (Musa paradisiaca)
3. Daun pohon enau (Arenga pinnata)
4. Batang alang-alang (Imperata cylindrica)
5. Daun pandan wangi (Pandanus amayllifolius)
6. Kertas-kertas bekas.
b) Bahan pelengkap (Pulp, Bleaching and Sizing) :
1. Aluminium Sulfat ( K Al (SO4)2)
2. Natrium Klorida (NaClO)
3. Formalin (H-C"0H + CH3OH)
4. Caustic Soda (NaOH)
5. Sodium Carbonate (Na2CO3)
6. Oxalite Acid (H2C2O4)
7. Titanium Dioxide (Ti O2)
8. Lem Ka ( terbuat dari kulit binatang)
9. Lem Putih (Poli Vinil Asetat)
c) Bahan pewarna :
1. Sari warna (Pigment)
2. Rainbow Textile Colours
3. Aqua ink
4. PVC Vernish
5. Binder (pengikat warna)
2. Alat-alat yang digunakan :a) Alat pembuat bubur kertas (pulp) : 1. Blender 2. Grinder (penggiling daging) 3. Panci (sebaiknya terbuat dari porselen) 4. Kompor 5. Bak / Ember 6. Gunting 7. Sendok sayur 8. Gelas ukuran 9. Timbangan |
b) Alat pemberi bahan perekat pada kertas (sizing)
1. Mixer
2. Bak / Ember
3. Kwas besar
4. Penjepit
5. Sprayer / alat semprot
c) Alat pembentuk kertas (Forming) :
1. Cetakan terbuat saringan kawat halus
2. Multipleks untuk acuan cetak
3. Talam plastik
4. Talam Aluminium
d) Alat pengeringan dan pengepresan :
1. Setrika listrik
2. Tanggem / Cathok (alat penekan)
3. Oven / Hair dryer (alat pengering rambut)
4. Papan tebal / Multipleks
C. TEKNIK
a) Pembuatan bubur kertas (pulp)
Dalam pembuatan kertas, bubur kertas (pulp) adalah bahan mentah pokok untuk membuat kertas, ditambah ramuan untuk mewarnai, membuat kuat dan tahan lama, atau menghasilkan ciri-ciri yang dikehendaki.
Secara garis besar, pembuatan bubur kertas dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
1. Bubur kertas yang digerus secara mekanis, yakni dengan menggerus keseluruhan batang (kecuali kulitnya)
2. Bubur kertas lama, dibuat dari kertas-kertas bekas yang dilumatkan kembali dan dimasak secara proses kimia
3. Bubur kertas kimiawi, dibuat dengan memasak serpihan kayu dalam alat pelarut (digester) untuk menyingkirkan getah, minyak dan bahan-bahan lain yang tidak diperlukan.
Hasil pengolahan bubur kertas yang digerus secara mekanis adalah bubur yang mempunyai serat-serat pendek dan kertas yang dihasilkan mudah robek. Kertas jenis ini dipakai untuk koran-koran dan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat sementara.
Bubur kertas lama dibuat dari kertas-kertas bekas yang dilumatkan kembali, biasanya dipakai untuk membuat karton-karton dan jenis kertas murah lainnya.
Hasil pengolahan bubur kertas secara kimiawi menghasilkan serat-serat yang murni dan panjang, sehingga akan menghasilkan kertas yang kuat.
Pada proses pembuatan bubur kertas secara kimiawi dibagi menjadi dua, yaitu proses akali dan pengasaman.
b) Teknik pemberian bahan perekat pada kertas
Serat-serat yang digunakan untuk kertas (selulosa), sebetulnya tanpa diberi bahan perekat mereka sudah saling mengkait. Untuk keperluan khusus seperti kertas yang akan digunakan sebagai alas mencetak biasanya kertas tersebut diberi bahan perekat (sizing) supaya kertas tidak melunak pada waktu kena tinta cetak.
Selain itu kegunaan bahan perekat pada kertas untuk memperkuat dan mengawetkan. Dalam bahasa Jepang, proses pemberian bahan perekat pada lembaran kertas yang sudah jadi disebut doza.
Perbandingan bahan untuk proses ini adalah :
· Lem Ka atau Lem Putih (Poli Vinil Acetat) 20 gram
· Aluminium Sulfat (K Al (SO4)2) 10 gram
· Air tawar 800 ml.
Tata cara pemberian bahan perekat pada lembaran kertas yang sudah jadi dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Secara merendam / mencelupkan kertas pada ember yang berisi campuran bahan perekat dan air.
2. Secara dioleskan dengan kwas yang besar
3. Secara disemprotkan.
Selain itu, penambahan bahan perekat sebagai penguat dapat dilakukan pada saat bubur kertas belum di bentuk menjadi lembaran kertas dengan cara mencampurkan bahan perekat dalam bubur kertas (pulp).
c) Teknik pembentukan kertas (forming), dibagi 3, yaitu :
1. Pembentukan kertas dengan menggunakan cetakan atau mold (menggunakan saringan kawat halus yang dibingkai), untuk membuat lembaran-lembaran kertas.
2. Pembentukan kertas secara langsung, yaitu menuangkan bubur kertas pada acuan bentuk.
3. Pembentukan kertas secara gabungan (kombinasi) dari kedua cara tersebut di atas, yaitu bubur kertas diangkat dengan saringan kawat halus, kemudian lembaran kertas yang masih basah dicetakkan pada acuan bentuk.
d) Teknik pengeringan dan pengepresan dibedakan 3 (tiga), yaitu :
1. Pengeringan secara alami, yakni dengan dijemur pada panas matahari, kemudian dipres pada dua lembar papan kayu yang ditekan dengan alat pemberat atau dipres di tengah dua buah silinder yang menjepit dan bergerak.
2. Pengeringan dengan setrika listrik, yaitu selain berfungsi untuk pengeringan, tekanan setrika berfungsi sebagai alat pengepres.
3. Pengeringan dengan oven atau hair dryer merupakan teknik pengeringan akibat semburan uap panas. Hasil pengeringan kemudian dipres pada tekanan dua lembar papan atau tekanan dua buah silinder baja.
B. Tahapan Berkarya
Sub bab ini dijelaskan mengenai proses berkarya secara teknis dan materialnya. Secara garis besar dalam mewujudkan karya dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Secara konsep penulis menemukan sebuah ide atau gagasan yang akan diwujudkan dalam bentuk karya, kemudian gagasan tersebut dituangkan dalam bentuk sketsa kasar. Ide tersebut diinterpretasikan sehingga didapatkan bentuk-bentuk yang akan dituangkan dalam karya. Bersamaan dengan diketemukannya bentuk-bentuk tersebut, tergambar material yang akan digunakan, yaitu akan menggunakan bahan dari kertas-kertas bekas yang didaur ulang atau mengambil bahan-bahan dari alam.
a) proses berkarya dengan mempergunakan bahan kertas bekas tahapannya adalah sebagai berikut :
1) Setelah konsep terpadu dengan gagasan visualnya, maka muncullah desain. Desain tersebut merupakan bentuk-bentuk karya yang akan diwujudkan dengan menggunakan bahan kertas bekas.
2) Kertas-kertas bekas dipotong kecil-kecil, kemudian direndam dalam air yang dicampur Aluminium Sulfat (K Al (SO4)2) sebanyak 12.5 gram untuk 1 liter air tawar.
3) Setelah itu, potongan kertas yang sudah direndam tersebut dilumatkan menggunakan blender.
4) Bubur kertas yang sudah lembut dimasukkan ke dalam ember / bak yang berisi air tawar untuk membersihkan sisa-sisa Aluminium Sulfat supaya mengurangi sifat asamnya.
5) Jika menghendaki kertas berwarna putih bersih, bubur kertas tersebut direndam lagi dalam larutan Natrium Chlorida (NaClO) atau Oxalite Acid yang dicampur air tawar dengan perbandingan 40 gram untuk 1 liter air. Hal ini dapat dilakukan secara bertahap untuk mendapatkan derajat putih yang dikehendaki. Pemakaian Natrium Chlorida atau Oxalite Acid secara berlebihan mengakibatkan serat-serat menjadi rapuh.
6) Setelah proses pemutihan tersebut di atas (bleaching), bubur kertas dicuci sampai bersih menggunakan air tawar.
7) Bubur kertas yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam bak / ember yang berisi campuran air dan bahan perekat. Apabila menghendaki warna, bubur kertas yang sudah diberi perekat tadi dicampur dengan zat pewarna.
8) Tahap terakhir adalah pembentukan kertas (forming), yakni dengan mencetakkan bubur kertas sesuai dengan bentuk pada disain yang telah dibuat.
b) Proses berkarya dengan mempergunakan bahan dari alam :
1). Bahan-bahan dari alam seperti kulit batang pohon pisang (Musa paradiasca), batang padi (Oryza sativa) dan batang alamg-alang (Imperata cylindrica) dikeringkan dengan cara menjemurnya diterik sinar matahari selama beberapa hari hingga kering benar.
(2) Setelah bahan-bahan itu kering, dipotong kecil-kecil dengan mempergunakan gunting atau pisau.
(3) Hasil potongan bahan tersebut dimasak dengan campuran Formalin 40% (H-C"0H + CH3OH) sebanyak 20 cc untuk 1 (satu) liter air. Tujuan pemasakan ini selain untuk membersihkan kotoran-kotoran pada bahan, juga untuk mengawetkan.
(4) Setelah dimasak, potongan-potongan tersebut dihancurkan dengan grinder (alat penggiling daging) atau ditumbuk sampai halus.
(5) Hasil dari pelumatan tadi dimasak lagi dengan memberi bahan campuran Sodium Carbonate (Na2CO3) sebanyak 15 gram untuk 1 (satu) liter air. Tujuan pemasakan ini untuk mengembangkan bubur kertas.
(6) Jika bubur kertas tersebut masih kasar, untuk melembutkannya lagi dengan cara di-blender.
(7) Apabila menghendaki kertas berwarna putih, bubur kertas tersebut diputihkan (bleaching) dengan menggunakan larutan Natrium Chlorida (NaClO) atau Oxalite Acid( H2C2O4 ) atau Titanium Dioxide ( Ti O2 ) sebanyak 40 gram untuk 1 (satu) liter air.
(8) Bubur kertas yang sudah jadi tersebut dimasukkan ke dalam bak / ember yang berisi campuran air dan bahan perekat dengan perbandingan 20 gram bahan perekat untuk 800 ml air.
(9) Apabila menghendaki warna, bubur kertas tersebut dapat dicampur dengan zat warna atau pigment.
(10) Tahap terakhir adalah forming (pembentukan kertas) sesuai dengan disain yang telah dibuat, kemudian proses pengeringan dan pengepresan.
2. Proses berkarya yang kedua secara teknik dan materialnya sebagai berikut: Pertama-tama bubur kertas yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu, seperti pada proses berkarya cara yang pertama, mengenai konsep bentuk dalam cara kedua ini belum disiapkan, yang ada hanya lembaran papan kosong pada acuan cetak. Dalam membentuk karya, penulis melakukannya dengan spontan dan sering larut dalam improvisasi-improvisasi , baik dalam ide maupun teknik pembentukan karya. Hal ini sering terjadi, dikarenakan dalam proses berkarya sedang berjalan, tiba-tiba muncul sesuatu tertentu yang tidak terduga sebelumnya, yaitu teknik-teknik dan bentuk-bentuk yang hadir secara tiba-tiba. Cara ini dipilih, karena memberikan keluasan dan kebebasan dalam proses mencipta karya. Berkarya dengan cara yang kedua ini, biasanya timbul penambahan-penambahan maupun pengurangan-pengurangan bentuk dari ide atau gagasan semula.
C. Hasil Pembuat Kertas
Dalam Sub bab ini menjelaskan dan memberikan contoh hasil percobaan-percobaan membuat kertas dengan tangan yang khusus dibuat disertai data teknisnya dan sebagai pelengkap disertakan analisa pengujian kekuatan dan derajat putih kertas buatan tangan yang dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung. Dalam melakukan pengujian kekuatan dan derajat putih kertas menggunakan ukuran (standard) yang ditetapkan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Selulosa Bandung dengan cara : Kertas-kertas yang telah dibuat dikondisikan dalam suhu kamar 20° C, kemudian masing-masing lembaran dicatat tingkat keasamannya (pH) dan selanjutnya dimasukkan dalam alat pemanas (Aging Tester) dengan suhu 105° C, selama 72 jam. Hasil pemanasan tersebut kemudian dikondisikan lagi dalam suhu kamar 20°C dan masing-masing lembaran dicatat tingkat keasamannya (pH) setelah proses pengeraman selama 72 jam pada suhu 105° C, Hasil pencatatan pH terakhir tersebut kemudian dibandingkan dengan pencatatan pH sebelum dipanaskan sehingga menunjukkan tingkat penurunan kualitas kertas. Semakin sedikit prosentase penurunan kualitas kertas, berarti semakin baik kualitasnya.
Persamaan pemanasan dalam suhu 105° C selama 72 jam adalah sama dengan pemakaian kertas selama kurang lebih 25 tahun.
Tingkat keasaman (pH) <>
D. DAFTAR HARGA ALAT DAN BAHAN
No | Alat/bahan | Harga |
1 | Blender | Rp. 300.000,- |
2 | Bingkai cetakan | Rp. 50.000,- |
3 | Spon pengisap | Rp. 10.000,- |
4 | Alat pres | Rp. 40.000,- |
5 | Pisau | Rp. 15.000,- |
6 | Saringan teh | Rp. 10.000,- |
7 | Panci | Rp. 45.000,- |
8 | Kompor | Rp. 60.000,- |
9 | Bak/ember | Rp. 10.000,- |
10 | Gunting | Rp. 5.000,- |
11 | Lap | Rp. 10.000,- |
12 | Gayung | Rp. 40.000,- |
Total | Rp. 575.000,- |
E. DIAGRAM PEMBUATAN KERTAS
Pulping Proses Dalam Skema Pembuatan Kertas
F. PENGELOLAAN
Modal
Modal yang harus dikeluar untuk mendirikan usaha ini sangat tergantung pada besar kecilnya skala usaha sekitar antara Rp. 1.500.000,- sampai 2.000.000,-. Dana tersebut untuk membeli peralatan dan bahan baku saja dan jika ingin menjadikan usaha yang lebuih besar mak modal yang diperlukan sebesar Rp. 10.000.000,- 20.000.000,-, pngeluaran paling besar dialokasikan untukpembelian bahan baku dan mesin.
Berikut stimasi dana yang harus dikeluarkan setiap bulan;
Keterangan | Nilai Rp |
Biaya tetap Sewa tempat usaha Rp 5.000.000:12 Depresi peralatan Rp 575.000:12 | 420.000 48.000 |
Biaya variable Biaya listrik Biaya telpon Upah pekerja (6 org x Rp 650.000) Biaya angkut | 300.000 200.000 3.900.000 500.000 |
Biaya pembelian bahan Totol biaya | 500.000 5.868.000 |
G. DIAGRAM ALIR
H. TENAGA KERJA
Dengan mempekerjakan 5-6 orang, kita bias menghasilkan 200 lembar kertas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar